Sidoarjo | RNN – Upaya melengkapi bahan berita terkait permasalahan yang ada diwilayah desa Kepuh Kemiri beberapa awak media untuk konfirmasi beberapa masalah di lingkup desa kepada Zainal Muslimin, Kepala Desa Kepuhkemiri, Kecamatan Tulangan, pada Jumat (4/7/25), tidak membuahkan hasil.
Sangat disayangkan, terlihat kantor Desa dijam kerja pukul 10.00 Wib, kades Zainal Muslimin tidak berada di kantor desa, sementara penjelasan yang diberikan Rdiho, perangkat desa, terkesan tidak konsisten dan plin plan (semula masih dirumah dan rapat di Kecamatan dan rapat berdua sama sekdes.
“Pak kades masih dirumah”
Awak media mencoba untuk meminta agar di hubungkan ke kades dan Ridho perangkat desa menjawab kedua kali dengan jawaban kades masih mengikuti rapat di kecamatan.
“Pak kades masih mengikuti rapat di kecamatan pak”. Kata Ridho
Dengan adanya informasi dari Ridho perangkat desa kalau kadesnya rapat di kecamatan awak media mencoba menanyakan lewat Japri (Jawaban Pribadi) Aplikasi WhatsApp ke beberapa kades sekdes desa lain wilayah kecamatan Tulangan, bahwa memang ada rapat tapi rapat sekdes di kecamatan Tulangan Sidoarjo.
“Iya ada mas, ada rapat tapi hanya untuk sekdes, tentang Penyerapan dan pelsksanaan bedah warung bulan juli harus selesai spjnya sekalian bulan agustus dievaluasi oleh inspektorat dn dinas”. Kata sekdes desa lain yang tidak mau disebutkan namanya.
Diduga kalau kades desa Kepuh Kemiri tidak mengikuti rapat, awak media mencoba menanyakan lagi ke Ridho perangkat desa menjawab kalau kadesnya sedang rapat sama sekdes berdua diluar,” pungkasnya Ridho sambil masuk ke ruang pelayanan.
Diwaktu berbeda Loetfi dari media Duta Masyarakat mengatakan kalau Zainal Muslimin kades Desa Kepuh Kemiri menghindari beberapa awak media di kantornya.
Ia mengatakan dengan ketidakjelasan informasi dari perangkat desa ini sengaja untuk menghindari kedatangan beberapa awak media yang mau konfirmasi terkait PKL yang ada di spadan sungai dan OTT mantan kades Banjarsari dan 2 kades diwilayah Tulangan terkait perikrutan calon perangkat desa.
“Kondisi tersebut juga memunculkan dugaan bahwa kepala desa sengaja menghindari konfirmasi dari awak media terkait sejumlah isu dan banyak perihal lainnya yang hendak diklarifikasi,” pungkas Loetfi awak media Duta Masyarakat.