UMBULHARJO, RNN – Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta resmi ditutup oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono, pada Sabtu (26/4) di Grha Pandawa, Balai Kota Yogyakarta. Dalam penutupan tersebut, para kafilah yang berhasil meraih juara dipastikan akan mewakili DIY dalam ajang STQH tingkat nasional yang akan digelar di Sulawesi Tenggara yang rencananya akan diselenggarakan pada bulan September 2025.
Ajang STQH tahun ini mempertandingkan delapan cabang lomba, diantaranya, Tilawah Al-Qur’an golongan dewasa, Tahfidz Al-Qur’an 5 juz dan tilawah, Tahfidz 10 juz, Tahfidz 20 juz, Tahfidz 30 juz, Tafsir Al-Qur’an Bahasa Arab, Hafalan 100 hadits dengan sanad, serta Hafalan 500 hadits tanpa sanad.
Salah satu peserta yang menorehkan prestasi membanggakan adalah Khaizatuz Zauria, peraih Juara 1 Cabang Tahfidz 10 Juz Putri. Ia mengungkapkan, butuh waktu selama tiga tahun untuk berproses mendapatkan juara. Khaizatuz mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas pencapaian tersebut.
Teruslah ber musabaqah dan murojaah Al-Qur’an. Salah satu cara menjaga Al-Qur’an adalah dengan bermujabaqah. Sukses terus Yogyakarta dan para kafilah DIY, dan semoga sukses juga di STQH Nasional,” jelas Khaizatuz Zauria saat ditemui.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta dan kafilah yang berhasil meraih prestasinya.
Pihaknya menjelaskan, meski Kota Yogyakarta tahun ini meraih peringkat kedua dalam perolehan juara dan juara umum diraih oleh Kabupaten B
UMBULHARJO — Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta resmi ditutup oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono, pada Sabtu (26/4) di Grha Pandawa, Balai Kota Yogyakarta. Dalam penutupan tersebut, para kafilah yang berhasil meraih juara dipastikan akan mewakili DIY dalam ajang STQH tingkat nasional yang akan digelar di Sulawesi Tenggara yang rencananya akan diselenggarakan pada bulan September 2025.
Ajang STQH tahun ini mempertandingkan delapan cabang lomba, diantaranya, Tilawah Al-Qur’an golongan dewasa, Tahfidz Al-Qur’an 5 juz dan tilawah, Tahfidz 10 juz, Tahfidz 20 juz, Tahfidz 30 juz, Tafsir Al-Qur’an Bahasa Arab, Hafalan 100 hadits dengan sanad, serta Hafalan 500 hadits tanpa sanad.
Salah satu peserta yang menorehkan prestasi membanggakan adalah Khaizatuz Zauria, peraih Juara 1 Cabang Tahfidz 10 Juz Putri. Ia mengungkapkan, butuh waktu selama tiga tahun untuk berproses mendapatkan juara. Khaizatuz mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas pencapaian tersebut.
“Teruslah ber musabaqah dan murojaah Al-Qur’an. Salah satu cara menjaga Al-Qur’an adalah dengan bermujabaqah. Sukses terus Yogyakarta dan para kafilah DIY, dan semoga sukses juga di STQH Nasional,” jelas Khaizatuz Zauria saat ditemui.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta dan kafilah yang berhasil meraih prestasinya.
Pihaknya menjelaskan, meski Kota Yogyakarta tahun ini meraih peringkat kedua dalam perolehan juara dan juara umum diraih oleh Kabupaten Bantul serta juara tiga diraih Kabupaten Sleman.

Yunianto menekankan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih besar di tingkat Nasional. “STQH merupakan momentum strategis yang tidak hanya mempererat ukhuwah islamiyah, tapi juga mendorong kita untuk lebih memahami, menghayati, dan mengamalkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup,” ujarnya.
Ia berharap, STQH tidak hanya menjadi ajang kompetisi membaca dan menghafal, tetapi juga menjadi langkah awal untuk merealisasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
“Kepada seluruh kafilah, saya ucapkan selamat. Kalian adalah utusan terbaik dari kabupaten/kota masing-masing dan menjadi yang terbaik di DIY. Teruslah berkarya dan menjadi duta-duta Al-Qur’an yang membawa cahaya di mana pun berada,” tambahnya. (Siaran Pers Pemkot Yogya/Aini)